fppi fkip unila
  Gelora Si Fikri
 

 

WAKTU DAN KEHIDUPAN

(14 Januari 2007)

ein Bild

Banyak waktu yang telah kita lalui, hari demi hari berlalu, bulan tahun terus berubah. Kita sadari ataupun tidak, bergulir tak terhentikan menyeruak menembus zaman. Mari sesaat kita duduk dan berhitung, berapa banyak waktu yang terisi dan tersiakan? Berapa banyak kesempatan yang hilang di tengah keterbatasan usia yang kita miliki. Kita sudah relative jauh berjalan. Mari kita berhenti sejenak, menata ulang arah hidup kita agar kereta kehidupan tak keluar dari relnya. Terus bergerak sampai tujuan, stasiun pemberhentian.

 

Hidup harus punya tujuan, terarah dan integral. Hidup adalah pilihan-pilihan. Berani hidup berarti berani menentukan pilihan. Allah SWT telah memberikan kita dua pilihan yaitu jalan kesesatan atau jalan kebenaran (taqwa) yang masing masing-masing memiliki terminal pemberhentian. Kita diberi kebebasan untuk memilih jalan mana yang akan kita tempuh. Kitalah yang menentukan kemana arah zaman akan kita gerakkan. Namun yang harus kita ingat adalah masing-masing memiliki konsekuensi, kemurkaan atau keridhaan dari sang Pencipta, Allah SWT. Semua orang pasti mati, tapi kondisi dan bagaimana kita mati adalah pilihan. Mati dalam kemaksiatan atau mati dalam ketaatan. Semua itu tidak lepas dari bagaimana kita bertindak dan berprilaku, bagaimana kita beraktivitas dalam mengisi waktu yang diberikan. Tak ada orang yang tak menginginkan kebahagiaan, semua orang menginginkannya. Maka sudah sepatutnya kita mengisi waktu kita dengan hal-hal bermanfaat, yang dapat semakin mendekatkan diri kita kepada-Nya. Mengisinya dengan karya dan amal-amal yang berkualitas. Seperti apa yang dituturkan oleh H.M Anis Matta dalam bukunya “Arsitek Peradaban” : “Hidup adalah masa karya, kita bukan waktu yang kita miliki, tapi kita adalah amal yang kita lakukan.”

 

Jadilah manusia yang dinanti dan dirindukan. Mampu memberi makna, merubah dan membangun peradaban. Hidup harus memberi makna. Keberadaan kita haruslah meringankan, menjadi solusi bukan malah menjadi beban. Tak ada waktu untuk bermalas-malasan. Kita punya dua pilihan, terus bergerak atau mati digilas zaman. Kebangkitan, sukses atau keberhasilan harus diusahakan. Ia tidak datang Cuma-Cuma, gratis tampa ada usaha yang dilakukan. Jangan biarkan waktu tersiakan karena waktu adalah kehidupan. Ia mengalir bersama menuanya zaman dan berkurangnya kesempatan. Hari ini bersama dengan berubahnya detik, jam, tahun dan bulan harus kita azzamkan bahwa harus ada perbaikan, “hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan esok harus lebih baik dari ini.” Tak ada waktu untuk berpangku tangan. Tiba saatnya kita berbekal dan bersiap menghadapi tantangan zaman, menyongsong kebahagiaan. (WH)

 

 
  Today, there have been 23257 visitors (40887 hits) on this page!  
 
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free